PENGEMBANGAN
MODEL SISTEM INFORMASI PERPUSTAKAAN DENGAN TEKNOLOGI INFORMASI BERBASIS
WIRELESS APLICATION PROTOCOL (WAP) PADA UNIVERSITAS SRIWIJAYA
Abstrak
Wireless Application
Protocol (WAP) merupakan suatu protocol yang memungkinkan internet dapat diakses
dengan perangkat mobile seperti ponsel atau handphone dan perangkat wireless
lainnya. WAP membawa informasi secara online melalui internet langsung menuju
Ponsel atau Handphone. Dengan adanya WAP, berbagai informasi dapat diakses
setiap saat dengan menggunakan ponsel atau handphone. Berdasarkan data sebanyak
70% dari total seluruh penduduk di Indonesia menggunakan handphone seluler.
Sedangkan menurut catatan Asosiasi Telepon Seluler (ATSI), yang disampaikan
oleh Sarwoto Atmosutarno sebagai ketua Umum ATSI, di pembukaan FKI dan ICS 2010
Jakarta Convention Center, 14 Juli 2010 mengatakan bahwa sekitar 180 juta
penduduk Indonesia sudah menjadi pelanggan seluler. Perpustakaan merupakan
gudang ilmu, dengan adanya perpustakaan masyarakat, dosen, mahasiswa dan siswa
dapat membaca. Dengan adanya perpustakaan dosen dapat mencari literatur untuk
mendukung tri dharma seperti penelitian, pangabdian dan pengajaran. Untuk
memaksimalkan fungsi dari perpustakaan, maka harus dibuat manajemen dan
strategi yang baik, sehingga informasi di perpustakaan mudah untuk diakses oleh
masyrakat. Dengan hasil penelitian ini, dan dengan mengaplikasikan hasil
penelitian ini maka fungsi dari perpustakaan dapat dimaksimalkan. Seperti user
lebih mudah mengakses katalog yang ada di perpustakaan dengan menggunakan
Handphone ataupun Iphone. Proses pengaksesan dengan handphone dan Iphone dapat
dilakukan dimanapun dan kapanpun tanpa terbatas dengan ruang dan waktu.
Misalnya dosen dalam kendaraan, sambil menunggu sampai tujuan, dosen dapat
memanfaatkan handphone atau Iphonenya untuk membaca di perpustakaan atau
mencari literatur yang dibutuhkan.
Selain itu perpustakaan berbasis digital dapat menciptakan kerjasama
dengan perpustakaan universitas lain atau perpustakaan nasional, tentunya hal
ini sangat menguntungkan. Kata Kunci:
WAP, Sistem Informasi, Perpustakaan Digital.
I.
LATAR
BELAKANG
Wireless Application
Protocol (WAP) merupakan suatu protocol yang memungkinkan internet dapat
diakses dengan perangkat mobile seperti ponsel atau handphone dan perangkat
wireless lainnya. WAP membawa informasi secara online melalui internet langsung
menuju Ponsel atau Handphone. Dengan adanya WAP, berbagai informasi dapat
diakses setiap saat dengan menggunakan ponsel atau handphone [1]. Perkembangan
ini sangatlah membantu dalam menyajikan informasi yang cepat dan efisien dengan
pengaksesan internet melalui perangkat mobile. Meski perangkat mobile merupakan
small device dengan layar penyajian yang terbatas, tetapi penyajian informasi
tidak kalah optimal layaknya informasi yang diakses dari personal computer.
Dengan adanya aplikasi
WAP untuk memperluas akses katalog online agar dapat diakses secara mobile
seperti ponsel atau handphone.
Berdasarkan data sebanyak 70% dari total seluruh penduduk di Indonesia
menggunakan handphone seluler [2] atau
sekitar 150 juta penduduk Indonesia menggunakan handphone seluler. Sedangkan
menurut catatan Asosiasi Telepon Seluler (ATSI), yang disampaikan oleh Sarwoto
Atmosutarno sebagai ketua Umum ATSI, di pembukaan FKI dan ICS 2010 Jakarta
Convention Center, 14 Juli 2010 mengatakan bahwa sekitar 180 juta penduduk
Indonesia sudah menjadi pelanggan seluler. Sedangkan menurut Muhammad
Chandrataruna (2011) yang disampaikan di VIVAnews secara continue terjadi
pertumbuhan penjualan handphone seluler terus meningkat pada akhir 2010,
seperti terlihat pada tabel 1.1.
Kenyataan
ini dapat menjadi peluang bagi Institusi Pendidikan untuk menyelenggarakan
proses transfer atau penyampaian informasi. Dengan memanfaatkan mobile.
Perpustakaan adalah bagian yang tidak terlepas dari mahasiswa, dimana sebagai
tempat menyediakan literatur-literatur yang mendukung kegiatan perkuliahan.
Selain mahasiswa, dosen sangat
membutuhkan perpustakaan yang
menyediakan literatur- literatur
untuk mendukung pengajaran, penelitian dan pengabdian dosen terhadap
masyarakat. Oleh karena itu, dosen dan mahasiswa yang merupakan bagian dari
dunia pendidikan akan menggunakan layanan perpustakaan.
Menurut
penelitian yang dilakukan oleh Ali Ibrahim dan Mira Afrina [3] perpustakaan
pada umumnya seperti gudang buku, di mana buku-buku, jurnal, hasil penelitian
dan majalah berada di rak-rak yang tertata dengan sangat rapi. Sehingga untuk
membacanya harus datang ke perpustakaan dan mencari buku yang diinginkan.
Sedangkan menurut Imam Yuasi dalam [3] sudah dikembangkan perpustakaan digital,
paradigma, konsep dan teknologi informasi yang digunakan bahwa libarary
initiative menggambarkan perpustakaan digital sebagai lingkungan yang
bersama-sama memberi koleksi, pelayanan dan manusia untuk menunjang kreasi,
diseminasi, penggunaa dan pelestarian data, informasi dan pengetahuan. Pada
penelitian tersebut masih ada kekurangan yaitu belum terintegrasi dengan ICT
sehingga masih bersifat semi digital.
Menurut
peneliti Perpustakaan pada Universitas Sriwijaya masih tergolong semi
digital, sehingga sering membuat
kecewa dari pengunjung perpustakaan karena buku, jurnal atau majalah yang
dibutuhkan tidak ada atau sedang di pinjam. Selaian itu untuk mengaksesnya
masih keterbatasan, Sehingga tidak semua pengguna perpustakaan dapat mengakses,
karena tidak memiliki akses internet pribadi, maupun karena sedang berada dalam
perjalanan.
Dari
permasalahan tersebut sangat dibutuhkan suatu model baru untuk memberikan
layanan perpustakaan yang ideal yaitu dapat memberikan informasi kepada
pengguna dengan lebih efisien, efektif sehingga pengguna tidak merasa kecewa.
Menurut peneliti hal ini sangat cocok sekali jika perpustakaan sudah menerapkan
teknologi WAP dalam memberikan
layanan kepada pengguna,
sehingga semua akses
perpustakaan dapat dilakukan di
manapun dengan teknologi WAP (Ipad dan
Ponsel atau Handphone).
Dengan
latar belakang tersebut peneliti menyusulkan penelitian dengan judul
“Pengembangan Model Sistem Informasi Perpustakaan Dengan Teknologi Informasi
Berbasis Wireless Aplication
Protocol (Wap) Pada
Universitas Sriwijaya”. Sehingga dengan penelitian ini, nantinya akan
menghasilkan suatu perangkat lunak Sistem Informasi
Perpustakaan Dengan
Teknologi Informasi Berbasis Wireless Aplication Protocol (Wap)
dan dapat memberikan
layanan yang maksimal kepada pengguna perpustakaan.
II KAJIAN PUSTAKA
2.1. Perpustakaan dan Teknologi Informasi
Perpustakaan yang
ada masih berorientasi pada penyediaan informasi dalam bentuk
fisik seperti
dokumen tercetak. Dalam penelitian
yang berjudul
pengembangan model perpustakan
berbasis teknologi informasi berbasis digital bukan berarti dokumen tercetak
harus di tinggalkan. Ada stretegi untuk pemanfaatan dokumen tersebut, yaitu dengan pengemasan informasi produk tercetak menjadi produk informasi berbasis teknologi. Pengemasan informasi adalah kegiatan yang dimulai menyeleksi berbagai informasi dari sumber
yang berbeda, mendata informasi yang relavan, menganalisis dan menyajikan
informasi yang sesuai
dengan kebutuhan pemakai [4].
Informasi yang dikemas kembali memberi kemudahan dalam penyebaran informasi
dan temu kembali informasi [5]. Menurut Webster’s
New
World College
Dictionary “Repackaging is to package
again in or as in a better or more attactive package”. Jadi
pengemasan merupakan sebuah usaha
mengemas kembali dalam bentuk yang lebih
baik dan menarik. Betapapun lengkapnya suatu koleksi informasi, tidak akan memberikan
manfaat bila tidak dikemas kembali dan dikomunikasikan ke pengguna aktual maupun
potensial. Harus diakui bahwa
kualitas barang atau jasa adalah besar sekali pengaruhnya terhadap pemanfaatn informasi tersebut, sehingga kemasan yang menarik akan mempercepat
pemanfaatn informasi.
Dengan berkembangnya teknologi,
perpustakaan dituntut menyediakan sumber- sumber informasi dalam bentuk
elektronik.
Pemanfaatan informasi dalam bentuk elektronik saat ini sudah menjadi bagian dari gaya hidup modern dalam masyarakat. Hal
ini harus dilakukan untuk memenuhi tuntutan terhadap jumlah dan mutu
layanan perpustakaan, resource sharing, mengefektifkan SDM,
efisiensi waktu, dan
keragaman informasi yang
dikelola [4]. Adapun pengemasan
produk berbasis teknologi ini bisa dilakukan dengan membangun sebuah digital library, dimana isi dari perpustakaan digital
berada dalam suatu komputer server yang bisa ditempatkan secara lokal, maupun di lokasi yang jauh, namun
dapat
diakses
dengan cepat dan mudah
lewat
jaringan komputer.
Penerapan teknologi informasi di perpustakaan dapat difungsikan dalam dua
bentu yaitu: (1)
penerapan teknologi informasi digunakan sebagai sistem informasi manajeman perpustakaan, mulai dari pengadaan,
inventarisasi, katalogisasi, sirkulasi bahan pustaka, pengelolaan anggota,
statistik
dan lain
sebaginya, (2)
penerapan teknologi informasi
sebagai sarana
untuk menyimpan, mendapatkan dan menyebarluaskan informasi ilmu pengetahuan
dalam
format
digital [3].
Menurut
peneliti penggunaan eletronik pada perpustakaan tidaklah
cukup, karena
layanan
dan
informasi masih terbatas. Model sistem informasi
perpustakaan dengan teknologi informasi berbasis Wireless Aplication Protocol (WAP), merupakan
solusi yang
baru untuk memberikan layanan perpustakaan yang ideal sehingga menjadi lebih efektif, efisien, karena dengan
sistem yang dikembangan oleh peneliti, menjadikan user lebih
mudah mengakses perpustakaan seperti katalgo, buku, jurnal, majalah.
Hal
ini karena pengaksesan bisa dilakukan
di manapun dan kapapun
dengan menggunakan ponsel atau handphone.
2.2.Perpustakaan
Perpustakaan atau
library didefinisikan
sebagai
tempat buku-buku yang
diatur untuk dibaca dan
dipelajari atau dipakai
sebagai bahan rujukan
(The Oxford
English Dictionary).
Istilah perpustakaan juga diartikan sebagai pusat media, pusat belajar, sumber
pendidikan, pusat informasi, pusat dokumentasi dan pusat rujukan (The American
Library Association dalam [6].
Perpustakaan adalah salah satu unit kerja yang
beruapa tempat untuk
mengumpulkan, menyimpan, mengelola dan mengatur koleksi
bahan pustaka secara sistematis untuk
digunakan oleh pemakai sebagai sumber informasi
sekaligus
sebagai sarana belajar
yang menyenangkan
[7].
Menurut Yusuf dan
Suhendar [8]menyatakan
bahwa perpustakaan adalah suatu tempat
yang didalamnya terdapat kegiatan penghimpunan, pengelolaan, dan penyebarluasan (pelayanan) segala macam informasi, baik yang tercetak maupun yang terekam dalam berbagai media seperti buku, majalah,
surat kabar, film, kaset,
tape recorder,
video.
Perpustakaan adalah
suatu unit kerja dari suatu badan atau lembaga tertentu yang mengelola bahan-bahan pustaka, baik beruapa buku-buku maupun bukan beruapa buku
(non book material) yang
diatur secara sistematis menurut aturan tertentu sehingga dapat digunakkan sebagai sumber informasi oleh pemakainya [9]. Sedangkan menurut Presiden RI
nomor 11, disebutkan bahwa “ perpustakaan merupakan salah satu sarana pelestarian bahan pustaka sebagai hasil budaya dan mempunyai fungsi sebagai sumber informasi ilmu pengetahuan, teknologi dann kebudayaan dalam rangka
mencerdaskan kebihidupan bangsa
dan menunjang pelaksanaan
pembangunan
nasional [10].
Dari berbagai pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa perpustakaan adalah suatu organisasi yang
bertugas mengumpulkan informasi, mengolah, menyajikan, dan melayani
kebutuhan informasi bagi pemakai perpustakaan.
Dari
pengertian
tersebut terlihat bahwa perpustakaan adalah suatu organisasi,
artinya
perpustakaan
merupakan
suatu badan yang
di dalamnya terdapat sekelompok orang yang
bertanggung
jawab mengatur, dan mengendalikan perpustakaan.
Tugas utama
perpustakaan
adalah
mengumpulkan informasi,
mengolah, mengajikan,
dan melayani kebutuhan informasi
bagi pemakai perpustakaan.
Informasi tersebut berupa koleksi buku dan majalah, jurnal, hasil penelitian dan karya-karya ilmiah.
Menurut Widiasa [11] tugas pokok perpustakaan adalah: (1)
menghimpun bahan pustaka
yang meliputi buku dan non buku sebagai sumber informasi, (2) mengolah dan merawat bahan pustaka, (3) memberikan
layanan bahan
pustaka.
Secara
umum, perpustakaan mengemban beberapa fungsi, yaitu:
(1) fungsi informasi
sebagai
penyedia
berbagai informasi
yang meliputi
bahan
cetak,
terekam, maupun koleksi lainnya agar
dapat
memenuhi kebutuhan masyarakat,
(2) fungsi pendidikan yaitu, sebagai sarana untuk
meningkatkan mutu pendidikan dan menerapan tujuan pendidikan, (3) fungsi kebudayaan yaitu, sebagai sarana peningkatan
mutu kehidupan dan menumbuhkan budaya
membaca, (4) fungsi rekreasi yaitu, sebagai sarana untuk pemanfaatan waktu lenggang
dengan bacaaan yang
bersifat rekreatif dan hiburan yang
positif, (5) fungsi penelitian, yaitu sebagai sarana untuk menunjang kegiatan
penelitian, (6) fungsi deposit, yaitu untuk menyimpan
dan
melestarikan karya-karya, baik
cetak maupun noncetak, yang diterbitkan.
Perpustakaan dikatakan ideal apabila memenuhi syarat-syarat sebagai berikut: (1)
berani
memantapkan
keberadaan
lembaga perpustakaan
sesuai dengan
jenisnya,dan
berbasis teknologi
informasi
dan komunikasi atau ICT
seperti perpustakaan digital, (2)
selalu meningkatkan mutu melalui pelatihan-pelatihan
bagi tenaga pustakawan, (3)
melakukan promosi
dan menyelenggarakan
jaringan
kerja
sama baik
dalam negeri maupun luar negeri, (4) melakukan upaya-upaya pengembangan secara
continue dan pembinaan
perpustakaan dengan sistem
teknologi informasi dan
komunikasi ICT
sehingga perpustakaan mudah diakses, efektif, efisien [12].
2.3. Teknologi WAP
2.3.1.
Pengertian
WAP (Wireles Aplication Protocol)
WAP adalah suatu protocol aplikasi yang memungkinkan internet
dapat di akses oleh ponsel dan perangkat wireless lainya. WAP membawa
informasi secara online melalui internet
langsung menuju ponsel atau klien WAP
lainya. Dengan
adanya
WAP, berbagai informasi dapat di askes
setiap saat dengan menggunakan ponsel [1]. WAP merupakan himpunan
protocol yang di desain secara khusus untuk
komuniksi internet
dengan devais bergerak yang memiliki
layar kecil
dan bandwidth
yang rendah. WAP juga
dimaksudkan untuk
meningkatkan fungsionalitas telepon genggam untuk layanan-
layanan real time, seperti informasi indexs saham, lalu-lintas, dan cuaca. Dengan WAP kita
di beri peluang untuk membuat aplikasi-apalikasi
dan layanan-layanan tersebut.
Protokol-protokol,
standar, dan
spresifikasi WAP di tentukan
oleh suatu badan
yang disebut WAP
Forum [1].
2.3.2. Cara
Kerja WAP
Terdapat tiga bagian dalam akses WAP yaitu,
perangkat wireles yang mendukung
WAP,
WAP gateway sebagai perantara, dan web server sebagai sumber Dokumen yang
berada di dalam
web server dapat berupa document html atau
document wml. Document wml khusus
ditampilkan melalui
browser dari perangkat WAP. Sedangkan
documen html yang seharusnya akan ditampilkan
melalui web browser, sebelum di baca melalui browser WAP diterjemahkan
lebih dahulu oleh gateway
agar dapat menyesuaikan
dengan perangkat WAP [1]
Jika seseorang
pengguna
ponsel menginginkan melihat suatu halaman
web dengan format html, gateway akan menterjemahkan halaman tersebut
ke dalam format
wml. Namun, meskipun documen
Html
bisa
saja
diakses lewat ponsel. Dokumen wml
lebih disesuaikan
dengan layanan ponsel yang
kecil. Sehingga beberapa perusahaan telah mulai menyiapkan WAPsite
disamping website yang telah ada.
Untuk menampilkan halaman WAP di butuhkan
browser. Dalam bahasa ponsel,
ini disebut microbroser. Seperti
halnya mengetikan URL untuk mengakses website, kita
juga
akan melakukan hal yang sama untuk mengakses WAPsite di ponsel dengan
mengakses web server melalui ISP dan login ke internet, maka halaman WAP akan di kirimkan dan dimunculkan dilayar
ponsel. Bagi pengguna
PC,
juga disediakan browser
emulator yang bisa di gunakan
untuk mengakses situs
ini.
2.3.3. Arsitektur
WAP
Sistem WAP dibangun oleh beberapa elemen tertentu dalam suatu arsitektur yang
khas
seperti yang terlihat pada gambar
3.3.3 (
Tysno
Nurhadi 2003 )
Gambar 2.3.3 Arsitektur WAP
Dalam sistem WAP
ponsel merupakna ujung rantai jaringan, yang sekaligus berperan sebagai sistem
disebut WAP client. Ponsel ini terhubung
pada WAP gateway
melalui gelombang radio frekeunsi 900/1800/1900 mhz Gsm ( Global sistem For Mobile Communication
).
III METODE PENELITIAN
3.1 Analisis Sistem
Seperti yang
sudah dijelaskan pada bagian pendahuluan, bahwa sistem yang terjadi pada
perpustakaan Universitas Sriwijaya masih bersifat Semi Digital. Untuk
melakukan proses
pencarian
informasi
tentang
koleksi terkadang masih manual
yaitu di mana pengguna untuk mengakses atau mencari referensi harus datang ke perpustakaan atau bisa dengan internet,
tetapi masih terbatas untuk proses
pencarian referensi. Tentunya hal itu
sangat tidak efektif. Dengan
perkembangan
ICT,
dan
perkembangan kepemilikkan tekonolgi mobile (Ipad, Ponsel atau
Handphone) sudah saatnya perpustakaan dapat diakses di manapun dan kapanpun
sehingga proses pencarian
referensi
di
perpustkan
bisa dilakukan dengan mudah,
cepat dan efisien dan pengguna tidak harus datang ke perpustakaan karena semuanya sudah bisa di akses melalui
teknolig mobile.
3.2. Desain Sistem
Dalam melakukan perancangan sistem beberapa tahapan yang harus dilakukan, agar aplikasi yang dibuat dapat berfungsi sesuai dengan yang diharapkan. Pada sistem Petugas akan input data
seperti buku, jurnal, makalah dan
hasil penelitian. Setelah di input
maka akan masuk ke dalam database melalui
web
server. Pemakai atau
user dengan mudah, cepat, efisien
dan
efektif untuk mendapatkan referensi, informasi. Seperti yang
terlihat pada gambar
5.2.1
3.3.
Metode Pengembangan Perangkat Lunak
Dalam merancang
dan pengembangan perangkat
lunak
perpustakaan dengan teknologi WAP peneliti
menggunakan metode prototyping,
merupakan metode pengembangan sistem yang menggunakan pendekatan untuk membuat suatu program
dengan cepat
dan bertahap
sehingga
segera dapat
dievaluasi oleh pemakai. Berikut tahapan-tahapan
dalam metode prototyping.
IV.
Hasil
4.1 Identifikasi kebutuhan Pemakai
Tahap ini adalah tahap awal yaitu mengidentifikasi kebutuhan
pemakai. Pada tahap
ini akan dilakukan kumunikasi
antara pengembang, pemakai dan petugas perpustakaan
untuk mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan untuk membangun sistem,
dari kebutuhan data,
baik data primer maupun
data sekunder.
4.2 Membangun
Prototyping
Setelah mendapatkan data dari berbagai sumber, langkah selanjutnya membangun
prototyping awal, sebagai gambar
sistem yang akan di bangun.
4.3 Menguji Prototyping
Setelah membangun prototyping, maka gambaran sistem yang akan dibangun
dievaluasi dengan
tujuan
untuk
mendapatkan
saran
dan masukan
dari pemakai, petugas perpustakaan. Jika pada tahap ini masih ada revisi maka harus dilakukan perbaikan.
Berbasis WAP artinya aplikasi yang
dihasilkan dapat diakses dengan handphone, dan
harga pulsanya
sangat murah. Aplikasi
yg dapat diakses dengan handphone
merupkan aplikasi
yang
memberikan kemudaha kepada
mahasiswa, dosen atau
masyarakat
dalam mencari katalog
buku.
Dengan berbasi WAP maka aplikasi ini dapat diakses di manapun, kapanpun tanpa terbatas dengan waktu. Sehingga proses pengaksesan lebih
mudah, dan lebih banyak dilakukan.
KESIMPULAN
Kehadiran
Aplikasi ini memaksimalkan perpustakaan, karena didalamnya terdapat Management
dan strategi yang disusun baik sehingga informasi perpustakaan yang di
tampilakan bisa maksimal. Aplikasi ini sesuai dengan mobilitas masyrakat
sekarang yang tinggi, selain itu fitur
kerja sama antara Universitas dengan perpustakaan bisa lebih menguntungkan
Mahasiswa, Dosen dan juga Siswa.
[1] A. Ibrahim, "Sistem Pemesanan Kamar Hotel
Berbasis WAP,"
Jurnal Sistem
Informasi (JSI), vol. 2, no. 2, pp.
189-205,
April 2010.
[3] A. Ibrahim and M.
Afrina, "Pengembangan Model
Perpustakaan Berbasis Teknologi
Informasi untuk meningkatkan kinerja layanan perpustakaan dan mewujudkan perpustakaan ideal berbasis digital di Fasilkom Unsri," in Prosiding Konferensi
Nasional Teknologi Informasi dan Aplikasinya, Palembang,
2011.
[4]
J.
Djatin
and S. Hartinah,
2008. [Online].
Available:
[5]
D. "Manajemen dan Tata
Kerja
Perpustakaan Sekolah," Jakarta, Gramedia
Widasarana Indonesia.
[6] M. P. Yusuf and Y. Suhendra, "Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah," Jakarta,
Media Prenada Media Group,
2007.
[8]
R. "Fungsi dan Peranan Perpustakaan Sekolah," 2000.
[Online]. Available:
[9] Widiasa and K. I, "Manajemen Perpustakaan Sekolah. Perpustakaan Sekolah: Kajian, Metode, Praktik, dan Evaluasi Perpustakaan Sekolah," vol. 1, no. 1, pp. 8-18, April
2007.
[10] G. Subrata, Perpustakaan Digital. Pustakawan
Perpustakaan UM, 2009.
SUMBER :