ARSITEKTUR TELEMATIKA
Pengertian Arsitektur Telematika
Telematika adalah
singkatan dari Telekomunikasi dan Informatika. Istilah telematika sering
dipakai untuk sarana komunikasi jarak jauh melalui media elektromagnetik.
Kemampuannya adalah mentransmisikan
sejumlah besar informasi dalam sekejap, dengan jangkauan seluruh dunia, dan
dalam berbagai cara, yaitu dengan perantaan suara (telepon, musik), huruf,
gambar dan data atau kombinasi-kombinasinya.
Istilah arsitektur mengacu pada desain
sebuah aplikasi, atau dimana komponen yang membentuk suatu sistem ditempatkan
dan bagaimana mereka berkomunikasi. Jadi secara sederhana arsitektur telematika
(What) yaitu sebuah struktur desain yang secara logic dapat meningkatkan
hubungan jaringan komunikasi dengan teknologi informasi. Arsitektur mempunyai
tiga elemen utama yaitu :
1.
Arsitektur sistem pemrosesan
Menentukan standar teknis untuk hardware, lingkungan sistem operasi, dan
software aplikasi, yang diperlukan untuk menangani persyaratan pemrosesan
informasi perusahaan dalam spektrum yang lengkap.
2.
Arsitektur telekomunikasi dan jaringan
Menentukan kaitan di antara fasilitas komunikasi
perusahaan, yang melaluinya informasi bergerak dalam organisasi dan ke peserta
dari organisasi lain, dan hal ini juga tergantung dari standar yang berlaku.
3.
Arsitektur data
Dari ketugas arsitektur ini, bagian arsitektur data
lah yang paling rumit dan sulit dalam implementasinya, menentukan organisasi
data untuk tujuan referensi silang dan penyesuaian ulang, serta untuk
penciptaan sumber informasi yang dapat diakses oleh aplikasi bisnis dalam
lingkup luas.
§ Dimana telematika
digunakan (Where). Telematika digunakan pada alat-alat elektronik
seperti telepon selular dan komputer. Dimana alat elektronik tersebut
membutuhkan jaringan untuk dapat digunakan.
§ Mengapa telematika
digunakan (Why). Yaitu karena perkembangan zaman yang sangat pesat
dimana kebutuhan akan informasi semakin meningkat agar lebih efektif. Informasi
yang sering berubah-ubah dapat diakses dengan cepat.
§ Bagaimana telamatika
digunakan (How). Dengan penggunaan alat elektronik dan perkembangan yang
semakin cepat, dengan adanya jaringan dan terhubung dengan internet semua akan
didapat dengan mudah.
Perkembangan
Telematika
Perkembangan telematika
khususnya dinegara indonesia masih tertinggal jauh dibandingkan dengan
negara-negara lain. Jepang misalnya telematika di Jepang sudah sangat maju
dalam hal teknologi dan informasi. Perkembangan telematika dinegara teteangga
juga sudah dipergunakan denganbaiki. Di Indonesia penggunaan telematika belum
maksimal karena masih ada beberapa daerah yang masih terbatas dalam pemasokan
listrik sehingga dengan itu telematika tidak dipergunakan disana. Di indonesia
perkembangan telematika mengalami periode berdasarkan yang terjadi
dimasyarakat. Perintisannya yaitu pada tahun 1970an sampai 1980an, yaitu karena
pasokan listrik masih belum merata dan penggunaan telematika simasyarakat masih
terbatas. Periode pengenalan telematika terjadi di tahun 1990an, dimasa itu
penngunaan radio dan televisi. IPTEK juga semakin dikenal dengan adanya
wartel(warung telepon) dan warnet(warung internet) dengan kapasitas yang
terbatas. Periode Aplikasi yaitu terjadi ditahun 2000an dimana mulai terdapat
kejahatan telematika yaitu dengan adanya pembajakan, ditahun ini perkembangan
telematika dapat diperoleh dengan mudah dan sangat efisien. Sarana-sarana
informasi dan transformasi pun saling terhubung satu samalain. Begitu juga di
zaman sekarang perkembangan sangat cepet dan semakin canggih.
Arsitektur Telematika (Client &
Server)
Arsitektur itu sendiri terdiri dari dua jenis, yaitu dari sisi client dan
sisi server. Untuk penjelasan pertama saya akan membahas mengenai arsitektur
telematika. Istilah arsitekturmengacu pada desain sebuah aplikasi, atau dimana
komponen yang membentuk suatu sistem ditempatkan dan bagaimana mereka
berkomunikasi. Jadi secara sederhana arsitektur telematika yaitu sebuah
struktur desain yang secara logic dapat meningkatkan hubungan jaringan
komunikasi dengan teknologi informasi.
Selanjutnya akan dibahas model arsitektur telematika yang terdiri dari
client dan server. Pengertian client-server merupakan sebuah paradigma dalam
teknologi informasi yang merujuk kepada cara untuk mendistribusikan aplikasi ke
dalam dua pihak, yiatu pihak client dan pihak server. 15 tahun sejak
diperkenalkan client-server telah menjadi pilihan dalam arsitektur aplikasi.
Client-server diaplikasikan pada aplikasi mainframe yang sangat besar untuk
membagi beban proses loading antara client dan server. Sebagai dampaknya
client-server telah mengubah cara atau pola pikir kita dalam mendesain dan
membangun aplikasi. Dan ini sangat membantu end-user dalam peng-harapan tentang
“the look and feel” dari multiuser software. Dalam perkembangannya,
client-server dikembangkan oleh dominasi perusahaan-perusahaan software besar
yaitu Baan, Informix, Lotus, Microsoft, Novell, Oracle, PeopleSoft, SAP, Sun,
dan Sybase. Perusahaan-perusahaan ini adalah superstar pada era pertama
dimunculkannya konsep client/ server. Saat ini perusahaanperusahaan ini telah
menjadi perusahaan komputer yang stabil dan besar.
1.
Arsitektur Telematika Dari Sisi Client
Arsitektur Client merujuk pada pelaksanaan atau penyimpanan data pada
browser (atau klien) sisi koneksi HTTP. JavaScript adalah sebuah contoh dari
sisi klien eksekusi, dan cookie adalah contoh dari sisi klien penyimpanan.
Karakteristik Klien :
Ø Memulai terlebih dahulu
permintaan ke server.
Ø Menunggu dan menerima
balasan.
Ø Terhubung ke sejumlah
kecil server pada waktu tertentu.
Ø Berinteraksi langsung
dengan pengguna akhir, dengan menggunakan GUI.
2.
Arsitektur Telematika Dari Sisi Server
Sebuah eksekusi sisi server adalah server Web khusus eksekusi yang
melampaui standar metode HTTP itu harus mendukung. Sebagai contoh, penggunaan
CGI script sisi server khusus tag tertanam di halaman HTML; tag ini memicu
tindakan terjadi atau program untuk mengeksekusi.
Karakteristik Server:
Ø Selalu menunggu
permintaan dari salah satu klien.
Ø Melayani klien
permintaan kemudian menjawab dengan data yang diminta ke klien.
Ø Sebuah server dapat
berkomunikasi dengan server lain untuk melayani permintaan klien.
Jenis-jenisya yaitu : web server, FTP server, database server, E-mail
server, file server, print server. Kebanyakan web layanan ini juga jenis
server.
Menurut kamus istilah arsitektur dapat diartikan sebagai struktur desain
komputer dan semua rinciannya, seperti sistem sirkuit, chip, bus untuk ekspansi
slot, BIOS dan sebagainya.
Kolaborasi Arsitektur
Telematika Sisi Client & Server
1. Standalone (one-tier)
Pada arsitektur ini semua pemrosesan dilakukan pada mainframe. Kode
aplikasi, data dan semua komponen sistem ditempatkan dan dijalankan pada host.
Seperti terlihat pada gambar.
Walaupun komputer client dipakai untuk mengakses mainframe, tidak ada
pemrosesan yang terjadi pada mesin ini, dan karena mereka “dump-client” atau
“dump-terminal”. Tipe model ini, dimana semua pemrosesan terjadi secara
terpusat, dikenal sebagai berbasis-host. Sekilas dapat dilihat kesalahan pada
model ini. Ada dua masalah pada komputasi berbasis host: Pertama, semua
pemrosesan terjadi pada sebuah mesin tunggal, sehingga semakin banyak user yang
mengakses host, semakin kewalahan jadinya. Jika sebuah perusahaan memiliki
beberapa kantor pusat, user yang dapat mengakses mainframe adalah yang
berlokasi pada tempat itu, membiarkan kantor lain tanpa akses ke aplikasi yang
ada.
Pada saat itu jaringan sudah ada namun masih dalam tahap bayi, dan umumnya
digunakan untuk menghubungkan terminal dump dan mainframe. Internet baru saja
dikembangkan oleh pemerintah US dan pada saat itu dikenal sebagai ARPANET.
Namun keterbatasan yang dikenakan pada user mainframe dan jaringan telah mulai
dihapus.
2. Client/Server (two-tier)
Dalam model client/server, pemrosesan pada sebuah aplikasi terjadi pada
client dan server. Client/server adalah tipikal sebuah aplikasi two-tier dengan
banyak client dan sebuah server yang dihubungkan melalui sebuah jaringan,
seperti terlihat dalam gambar 1.2. Aplikasi ditempatkan pada komputer client
dan mesin database dijalankan pada server jarak-jauh. Aplikasi client
mengeluarkan permintaan ke database yang mengirimkan kembali data ke
client-nya.
Dalam client/server, client-client yang cerdas bertanggung jawab untuk
bagian dari aplikasi yang berinteraksi dengan user, termasuk logika bisnis dan
komunikasi dengan server database. Tipe-tipe tugas yang terjadi pada client
adalah :
Ø Antarmuka
pengguna
Ø Interaksi
database
Ø Pengambilan dan
modifikasi data
Ø Sejumlah aturan
bisnis
Ø Penanganan
kesalahan
Server database berisi mesin database, termasuk tabel, prosedur tersimpan,
dan trigger (yang juga berisi aturan bisnis). Dalam sistem client/server,
sebagian besar logika bisnis biasanya diterapkan dalam database. Server
database manangani :
Ø Manajemen data
Ø Keamanan
Ø Query, trigger,
prosedur tersimpan
Ø Penangan
kesalahan
Arsitektur client/server merupakan sebuah langkah maju karena mengurangi
beban pemrosesan dari komputer sentral ke komputer client. Ini berarti semakin
banyak user bertambah pada aplikasi client/server, kinerja server file tidak
akan menurun dengan cepat. Dengan client/server user dair berbagai lokasi dapat
mengakses data yang sama dengan sedikit beban pada sebuah mesin tunggal. Namun
masih terdapat kelemahan pada model ini. Selain menjalankan tugas-tugas
tertentu, kinerja dan skalabilitas merupakan tujuan nyata dari sebagian besar
aplikasi. Model client/server memiliki sejumlah
keterbatasan :
Ø Kurangnya
skalabilitas
Ø Koneksi database
dijaga
Ø Tidak ada
keterbaharuan kode
Ø Tidak ada tingkat
menengah untuk menangani keamanan dan transaksi
Aplikasi-aplikasi berbasis client/server memiliki kekurangan pada
skalabilitas. Skalabilitas adalah seberapa besar aplikasi bisa menangani suatu
kebutuhan yang meningkat – misalnya, 50 user tambahan yang mengakses aplikasi
tersebut. Walaupun model client/server lebih terukur daripada model berbasis
host, masih banyak pemrosesan yang terjadi pada server. Dalam model
client/server semakin banyak client yang menggunakan suatu aplikasi, semakin
banyak beban pada server.
Koneksi database harus dijaga untuk masing-masing client. Koneksi
menghabiskan sumber daya server yang berharga dan masing-masing client tambahan
diterjemahkan ke dalam satu atau beberapa koneksi. Logika kode tidak bisa
didaur ulang karena kode aplikasi ada dalam sebuah pelaksanaan executable
monolitik pada client. Ini juga menjadikan modifikasi pada kode sumber sulit.
Penyusunan ulang perubahan itu ke semua komputer client juga membuat sakit
kepala.
Keamanan dan transaksi juga harus dikodekan sebagai pengganti penanganan
oleh COM+/MTS. Bukan berarti model client/server bukanlah merupakan model yang
layak bagi aplikasi-aplikasi. Banyak aplikasi yang lebih kecil dengan jumlah
user terbatas bekerja sempurna dengan model ini. Kemudahan pengembangan
aplikasi client/server turut menjadikannya sebuah solusi menarik bagi perusahaan.
Pengembangan umumnya jauh lebih cepat dengan tipe sistem ini. Siklus
pengembangan yang lebih cepat ini tidak hanya menjadikan aplikasi meningkat dan
berjalan dengan cepat namun juga lebih hemat biaya.
3. Three-Tier /
Multi-Tier
Model three-tier atau multi-tier dikembangkan untuk menjawab keterbatasan
pada arsitektur client/server. Dalam model ini, pemrosesan disebarkan di dalam
tiga lapisan (atau lebih jika diterapkan arsitektur multitier). Lapisan ketiga
dalam arsitektur ini masing-masing menjumlahkan fungsionalitas khusus. Yaitu :
Ø Layanan
presentasi (tingkat client)
Ø Layanan bisnis
(tingkat menengah)
Ø Layanan data
(tingkat sumber data)
Layanan presentasi atau logika antarmuka pengguna ditempatkan pada mesin
client. Logika bisnis dikeluarkan dari kode client dan ditempatkan dalam
tingkat menengah. Lapisan layanan data berisi server database. Setiap tingkatan
dalam model three-tier berada pada komputer tersendiri, seperti pada gambar 1.3.
Konsep model three-tier adalah model yang membagi fungsionalitas ke dalam
lapisan-lapisan, aplikasiaplikasi mendapatkan skalabilitas, keterbaharuan, dan
keamanan.
Tingkatan Dalam Arsitektur
Komputer
Ada sejumlah tingkatan dalam konstruksi dan organisasi sistem komputer.
Perbedaan paling sederhana diantara ting katan tersebut adalah perbedaan
antara hardware dan software.
Keterangan :
1. Physical Device Layer
Merupakan komponen elektrik dan elektronik yang sangat penting
2. Digital Logic Layer
Elemen pada tingkatan ini dapat menyimpan,memanipulasi, dan mentransmisi
data dalam bentuk represeotasi biner sederhana.
3. Microprogrammed Layer
Menginterprestasikan instruksi bahasa mesin dari layer mesin dan secaa
langsung menyebabkan elemen logika digital menjalankan operasi yang
dikehendaki. Maka sebenarnya ia adalah prosesor inner yang sangat mendasar dan
dikendalikan oleh instruksi program kontrol primitifnya sendiri yang disangga
dalam ROM innernya sendiri. Instruksi program ini disebut mikrokode dan program
kontrolnya disebut mikroprogram.
4. Machine Layer
Adalah tingkatam yang paling bawah dimana program dapat dituliskan dan
memang hanya instruksi bahasa mesin yang dapat diinterprestasikan secara
langsung oleh hardware.
5. Operating System Layer
Mengontrol cara yang dilakukan oleh semua software dalam menggunakan
hardware yang mendasari (underlying) dan juga menyembunyikan kompleksitas
hardware dari software lain dengan cara memberikan fasilitasnya sendiri yang
memungkinkan software menggunakan hardware tersebut secara lebih mudah.
6. Higher Order Software Layer
Mencakup semua program dalam bahasa selain bahasa mesin yang memerlukan
penerjemahan ke dalam kode mesin sebelum mereka dapat dijalankan. Ketika
diterjemahkan program seperti itu akan mengandalkan pada fasilitas sistem
operasi yang mendasari maupun instruksi-instruksi mesin mereka sendiri.
7. Applications Layer
Adalah bahasa komputer seperti yang
dilihat oleh end-user.
CONTOH KASUS :
Study
Kasus Implementasi Arsitektur Three Tier Pada Pelayanan Jasa Kalibrasi (Studi
Kasus di P2KIM LIPI)
Bila
berbicara tentang teknologi rasanya tidak akan ada habisnya. Karena setiap
harinya teknologi selalu berkembang dan berkembang dengan tujuan mampu membantu
kerja manusia. Salah satunya adalah aplikasi yang berbasis “Three Tier”. Three
Tier merupakan inovasi dari arsitektur “Client Server”. Di mana pada arsitektur
Three Tier ini terdapat Application Server yang berdiri diantara Client dan
Database Server.
Pusat
Penelitian Kalibrasi Instrumentasi dan Metrologi yang berada di lingkungan
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) memiliki banyak
laboratorium-laboratorium yang digunakan sebagai sarana penelitian, selain itu
laboratorium-laboratorium tersebut juga seringkali digunakan untuk melayani
jasa kalibrasi bagi instansi / perusahaan yang memerlukannya. Sistem sekarang
dilakukan secara konvensional, pengguna jasa akan datang dengan membawa
peralatan yang akan dikalibrasi dan melakukan negosiasi dan korfirmasi, dan
bila memungkinkan maka peralatan tersebut dapat di kalibrasi. Adakalanya
pengguna jasa datang dari jauh ternyata alat tersebut tidak bisa diterima,
dikarenakan tidak adanya peralatan yang memiliki fungsi untuk itu Untuk
selanjutnya pengguna menunggu hasilnya, atau dengan cara melakukan komunikasi
telepon untuk mengetahui sampai sejauh mana pelaksanaan kalibrasinya tersebut..
Tetapi saat menelepon, bias saja tidak ada petugas yang mengangkat telepon
tersebut.
Dampak
Positif:
1.
Meningkatkan keamanan data
2.
Fleksibilitas update data
3.
Mempermudah pengguna jasa dalam mencari
informasi yang ada
Dampak
Negatif:
1. Pelayanan
yang dilakukan masih secara konvesional meskipun banyak pengguna jasa tersebut
yang bertempat tinggal jauh dari laboratorium.
2. Terkadang
hal ini menyebabkan pengguna jasa tidak bisa melakukan kalibrasi karena tidak
memeliki peralatan yang sesuai.
3. Diperlukan
pula informasi yang tepat mengenai
peralatan dan fasilitas yang dimiliki laboratorium tersebut agar pengguna bisa
mempertimbangkan pelaksanaan jasa pada laboratorium yang dimaksud
Daftar Pustaka :
SUMBER
:
CONTOH KASUS